Gue mungkin bukan seorang sutradara handal, bukan juga seorang penulis cerita keren, namun keingin membuat karya pastinya ada, tak di kira sebuah film pendek telah rilis di channel youtube MTsN 6 TV sekitar bulan juli tanggal 5 tahun 2019 lalu .
Berawal dari obrolan singkat bersama Dafa (siswa kelas 9 saat itu) disaat dia ingin melaksanakan Ujian Sekolah, gue pengen membuat content video fighting bersamanya yang nantinya akan gue upload di channel gue sendiri channel ahmad shoghir, obrolan singkat berlalu karena bel ujian sudah di mulai, selama ujian gue engga pernah komunikasi bareng siswa tersebut karena gue takut mengganggu konsentrasi Ujiannya.
Sampai suatu hari daffa (siswa tersebut) ngechat gue memastikan apakah rencana gue jadi atau engga, saat itu ujian udah berlalu, siswa udah free dari ujian, dan gue pun membalas jadi kalau emang udah siap bikin, di dalam chat tersebut dia ngomong "anak silat yang laen juga pada mau nih pak ikutan bikin video". emang saat obrolan itu gue sempet bilang kalau anak silat yang laen mau ikutan ga apa-apa, dan akhirnya gue putusin bikin film pendek yang rencananya hanya 10 menitan.
Setelah chat diatas beberapa hari gue minta para talent kumpul, gue pengen nyampein film apa yang pengen gue bikin nantinya, dan bagaimana alur ceritanya, jujur saat itu belum terlintas alur cerita film itu, saat gue breffing bareng talent yang laen gue baru punya gambaran globalnya aja yaitu seorang cewe yang mahir bela diri tapi menyembunyikan kemampuannya karena trauma masa lalu yang kelam baginya, dan bertekat tidak mau menggunakan kemampuannya dalam kondisi apapun.
Satu hal sangat menyenangkan adalah gue kolaborasi dengan siswa yang mau berlatih dengan sesuatu yang sebelumnya mereka lakukan, yaitu latihan acting film.
Talent yang ada di film ini adalah siswa yang tergabung dalam ekskul pencak silat dibawah ini adalah nama-nama meraka :
Dalam pembuatan film sang pesilat ini gue bagi tugas, daffa dan ncek gue tugasin cari koreografer perkelahian, baik talent cewe atau yang laki, sedangkan gue membuat karakter dan cerita film di bantu kameraman adik gue sendiri dimyati.
Target durasi yang rencananya 10 menitan dalam kenyataannya lebih yaitu sekitar 28 menitan, proses reading dan latihan koreo sekitar 1 mingguan, minggu ke dua dan ketiga proses shotting, Ada sebuah keharuan di akhir-akhir adegan, ternyata tokoh utamanya yaitu Inda mau berangkat ke pesantren, saat itu hari terakhir inda shotting ampe sore dan dan engga selesai sampe mau magrib, saat itu agak panik, sedih, galau karena tag engga selesai, kesel, kecewa pesimis muncul, gue gerutuan sendiri kesel berfikir film ini gagal sampe ending, gue status WA gue ungkapin kegalawan gue.
Di tengah kegalawan ada udara segar menghampiri, inda ngabarin keberangkatannya di tunda, esokan harinya, dada yang tadinya nyesek banget seketika terasa plong denger kabar baik dan akhirnya shotting di lanjut esok hari.
Ke esokan harinya waktu engga gue buang-buang seperti sebelumnya yang kebanyakan latihan koreo dan santainya, ada sebuah rahasia yang bikin hati gue ter enyuh dan malu sendiri, di hari shotting bonus ini, inda request sesuatu ke gue, dia bilang ga bisa shooting seperti biasa ampe sore, paling sampe jam 3an aja, gue coba tanya emang knapa? Dia mau pamitan sama adik didiknya, adik didik apa gue tanya balik, jujur gue melongo, denger jawaban dia, yang isi chatnya " setiap ba'da ashar saya ngajar ngaji di TPA pak" spontan gue nyebut astagfirullah, "jadi selama 3 minggu kita shooting kamu ga ngajar ngaji"
Merasa berdosa banget gue saat itu, di minggu-minggu awal inda banyak gabut karena perhatiin temen-temen yang laen latihan koreo, dia banyak nunggu dah pokoknya.
Di saat rasa bersalah gue membara dia jawab chat "tapi ga pa apa pak kan udah komitmin dari awal mau bikin film ini" lagian udah ada yang gantiin juga ko yang ngajar di TPA, gue ga tau kalimat terakhir cuma menghibur gue atau beneran udah ada gantinya, yang terlintas di benak gue setia kawan abis bro, jujur kagum, bangga, seneng, salut, dia ga keliatan ngeluh, galau dsb dari wajahnya saat gabut, requesannya gue usahain kabulin, kita ngejar tayang setengah hari dari hari biasanya oh ya satu lagi dia minta jangan kasih tau ke temen-temennya kalau di mau ngajar di hari terakhir ini, takut gimana-gimana perasaan temennya, sumpah gile abis, dia masih jaga perasaan temen-temennya, asli salut
bersambung lagi ya buat tanggapannya, bagi yang belum nonton silahkan di tonton, kritik dan saran sangat di butuhkan.
Satu hal sangat menyenangkan adalah gue kolaborasi dengan siswa yang mau berlatih dengan sesuatu yang sebelumnya mereka lakukan, yaitu latihan acting film.
Talent yang ada di film ini adalah siswa yang tergabung dalam ekskul pencak silat dibawah ini adalah nama-nama meraka :
- Inda sebagai siswa baru pindahan dari luar kota, siswa berprestasi dalam ilmu bela diri, cantik, tak mudah berteman di lingkungan barunya.
- Daffa siswa karismatik, santun, pelindung dan pembela yang lemah
- Ncek sebagai sahabat daffa sejak sd dengan hobi dan kegemaran yang sama dengan daffa belajar bela diri.
- Nisrina sebagai teman baru pertama inda di sekolah, periang, cerewet dan peduli dengan sekitar.
- Mail sebagai pemuda playboy di sekolah tersebut, memiliki ambisi yang tinggi, mudah percaya orang, memiliki keahlian bela diri lebih tinggi dari semua siswa di sekolah tersebut.
- Sbo sebagai siswa preman di sekolah yang suka memalak adik kelas, memiliki sifat penghasut atau profokatif.
- Pito sebagai siswa rekan sbo dan mail.
- Zidah sebagai pengagum mail, judes dan pencemburu
- Fifi sebagai sahabat zidah yang sedikit lola, dan lomot.
- Ahmad shoghir sebagai ayah inda, penyayang dan perduli dengan perkembangan anaknya.
Dalam pertemuan breffing pertama gue belum membuat karakter karena belum tau kebiasaan mereka, pertemuan pertama gue mencoba mempelajari gestur bicara, gerak tubuh, ekpresi wajah yang akhirnya membuat karakter-karakter di atas setelah pertemuan itu, setahun sebelum pembuatan film ini gue pernah menjadi mentor mereka untuk pertunjukan purna siswa dan pentas seni, dan baru kembali ketemu satu tahun kemudian, maksudnya ngobrol-ngobrol bareng ya
Dalam pembuatan film sang pesilat ini gue bagi tugas, daffa dan ncek gue tugasin cari koreografer perkelahian, baik talent cewe atau yang laki, sedangkan gue membuat karakter dan cerita film di bantu kameraman adik gue sendiri dimyati.
Target durasi yang rencananya 10 menitan dalam kenyataannya lebih yaitu sekitar 28 menitan, proses reading dan latihan koreo sekitar 1 mingguan, minggu ke dua dan ketiga proses shotting, Ada sebuah keharuan di akhir-akhir adegan, ternyata tokoh utamanya yaitu Inda mau berangkat ke pesantren, saat itu hari terakhir inda shotting ampe sore dan dan engga selesai sampe mau magrib, saat itu agak panik, sedih, galau karena tag engga selesai, kesel, kecewa pesimis muncul, gue gerutuan sendiri kesel berfikir film ini gagal sampe ending, gue status WA gue ungkapin kegalawan gue.
Di tengah kegalawan ada udara segar menghampiri, inda ngabarin keberangkatannya di tunda, esokan harinya, dada yang tadinya nyesek banget seketika terasa plong denger kabar baik dan akhirnya shotting di lanjut esok hari.
Ke esokan harinya waktu engga gue buang-buang seperti sebelumnya yang kebanyakan latihan koreo dan santainya, ada sebuah rahasia yang bikin hati gue ter enyuh dan malu sendiri, di hari shotting bonus ini, inda request sesuatu ke gue, dia bilang ga bisa shooting seperti biasa ampe sore, paling sampe jam 3an aja, gue coba tanya emang knapa? Dia mau pamitan sama adik didiknya, adik didik apa gue tanya balik, jujur gue melongo, denger jawaban dia, yang isi chatnya " setiap ba'da ashar saya ngajar ngaji di TPA pak" spontan gue nyebut astagfirullah, "jadi selama 3 minggu kita shooting kamu ga ngajar ngaji"
Merasa berdosa banget gue saat itu, di minggu-minggu awal inda banyak gabut karena perhatiin temen-temen yang laen latihan koreo, dia banyak nunggu dah pokoknya.
Di saat rasa bersalah gue membara dia jawab chat "tapi ga pa apa pak kan udah komitmin dari awal mau bikin film ini" lagian udah ada yang gantiin juga ko yang ngajar di TPA, gue ga tau kalimat terakhir cuma menghibur gue atau beneran udah ada gantinya, yang terlintas di benak gue setia kawan abis bro, jujur kagum, bangga, seneng, salut, dia ga keliatan ngeluh, galau dsb dari wajahnya saat gabut, requesannya gue usahain kabulin, kita ngejar tayang setengah hari dari hari biasanya oh ya satu lagi dia minta jangan kasih tau ke temen-temennya kalau di mau ngajar di hari terakhir ini, takut gimana-gimana perasaan temennya, sumpah gile abis, dia masih jaga perasaan temen-temennya, asli salut
bersambung lagi ya buat tanggapannya, bagi yang belum nonton silahkan di tonton, kritik dan saran sangat di butuhkan.
