Saat ini 7 bulan sudah berlalu dari awal tahun 2017, sebuah keluh kesah yang belum kunjung ada titik terangnya yakni upah gw sebagai tenaga honor, tahun 2017 upah gw bersumber dari dana yang katanya hibah dari pemerindah daerah kota gw tinggal, yang konon katanya bernilai tiga jetong, seratus ribuan itu hingga bulan 7 ini gw belom liat wujud rupanya, yang baru gw dapet baru pinjaman sebuah koperasi dana juga dari sumber upah gw yang lama selama 3 bulan (Januari, Februari dan Maret).
Yang namanya manusia hidup di dunia pasti punya kebutuhan sehari-hari, baik buat isi perut, jajan dan keperluan kamar mandi dan lain sebagainya, klo yang punya bocah beli susu, pempers dan lainnya. semua kebutuhan itu harus gw penuhin karena gw seorang kepala rumah tangga yang sudah punya buntut satu.
di tiga bulan pertama adalah sebuah cobaan yang gw anggep super berasa, ga ada satupun pemasukan yang gw terima, baik upah, pinjeman dan lain sebagainya, koperasi menyatakan tidak sanggup memfasilitasi gw dan temen-temen gw sesama honor memberikan pinjaman, gw ga pernah menyalahkan koperasi, malah gw sangat berterima kasih banget udah mau memberikan pinjaman selama 2 bulan, kebutuhan hidup harus terus di penuhi, tuntutan anak istri tak bisa terhenti.
Pada suatu pagi tak kuat menahan depresi, gw putusin memposting keluh kesah gw di sebuah group komunitas tempat gw bekerja, semua isi hati gw luapin di situ, dan tanggapannya pun beragam, ada yang perduli ada juga yang sebodo teing kata orang sunda.
