Saya tak tau dari mana ini akan di mulai, tetapi gundah hati semakin menjadi, jadi biarkan saja jari -jari ini mengetikan segala yang ada di dalam benak ini agar kegundahan sedikit terkurangi.
Saat ini sudah masuk tahun 2021, wabah corona masih saja ada dimana-mana, sudah hampir setahun Indonesia di landa wabah, berbagai cara pemerintah berupaya mengurangi penyebarannya, namun hasilnya masih belum terlihat secara signifikan, mulai dari PSBB, PSBB transisi dan sekarang PPKM namun masih saja belum terlihat perubahannya, Indoesiapun sudah mendatangkan vaksin dari luar negeri ini, namun belum semua warga masyarakat bisa menerimanya salah satu saya sendiri.
Bagi mereka yang bisa menganalisis peluang di tengah wabah mungkin akan bisa menghasilkan sebuah karya atau juga penghasilan, namun bagi mereka yang kurang faham peluang mungkin akan menjadi sebuah dilema dan bisa juga malah membuat depresi karena tak bisa beradaprtasi dari perubahan yang ada, dalam kondisi seperti ini, kita semua dipaksa beralih beraktifitas secara virtual ataupun digital, salah satunya dunia pendidikan.
Sejak Indonesia di nyatakan mengalami wabah Nasional oleh Pemerintah Pusat ataupun Daerah, kegiatan belajar mengajar yang biasa bertatap muka di sekolah kini dialihkan dengan PJJ yang kepanjangan dari Pembelajaran Jarak Jauh secara Online, perubahan ini harus dilakukan sebagai salah satu upaya mengurangi berkumpulnya orang di lingkungan sekolah karena sekolah merupakan salah satu tempat orang berkumpul yaitu belajar.
Awalnya banyak siswa bergembira dengan di umumkannya kegiatan belajar di hentikan di sekolah, ada beberapa yang beranggapan mereka libur panjang sekolah, berjalannya waktu kejenuhan mulai bermunculan karena mereka harus tetap belajar secara online atau PJJ di rumah, dari beberapa informasi yang saya peroleh belajar secara Online atau PJJ justru malah memberatkan mereka (Siswa), di minggu-minggu pertama mereka banyak mendapatkan tugas-tugas dari guru semua mata pelajaran yang di batasi oleh yang telah di tentukan.
Jadwal PJJ di tempat saya bekerja mulai pukul 06.30 s.d 12.00 WIB namun mereka harus menyelesaikan tugas mulai siang sampai larut malam, ada yang mengeluhkan bahwa ini bukanlah PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) tapi lebih tepat nya adalah TJJ (Tugas Jarak Jauh) karena mereka tidak memperoleh penjelasan materi dari tiap-tiap Guru Mata Pelajaran, yang ada tugas lagi dan tugas lagi.
Kejunehan tak habis sampai di situ, Para Siswa di Madrasah harus menggunakan sebuah aplikasi belajar yang di rekomendasikan oleh sekolah, semua guru harus menggunakan media tersebut sebagai media pembelajaran utama. Permasalahan yang di hadapi oleh para siswa adalah jalur akses media tersebut sangatlah lambat, sulit dan sering kali error saat inigin di buka, hampir tiap hari keluhan bermunculan dari para siswa, mereka benar-benar kesulitan mengaksesnya, di saat ulangan harianpun mereka di buat panik karena setelah mengerjakan soal ulangan tidak bisa tersimpan dan keluar otomatis dan aplikasi tersebut, tentunya muncul ke khawatiran dari siswa apa yang sudah di kerjakannya sudah tersimpan atau belum, jika belum tersimpan mereka harus mengerjakan ulang soal tersebut dari sisa waktu yang ada.
Permaalahan yang juga mereka hadapi adalah sulitnya siswa berkomunikasi dengan beberapa guru, sering kali siswa tidak menerima balasan langsung di saat mereka ingin mengkonfirmasi materi yang mereka masih kurang fahami, walaupun masih ada beberapa guru yang merespon cepat.
Pandemi ini benar-benar membatasi aktifitas siswa yang salah satunya yaitu berketerampilan dalam Ekstrakurikuler, sejak tatap muka di tiadakan, saya belum melihat kegiatan Ekstrakurikuler, saya belum menemukan event ekstrakurikuler secara virtual, hingga saat ini, walaupun ada yang bilang ekskul A melakukan kegiatan secara virtual namun bukti kegiatannya belum saya lihat, seandainya memang ada kegiatan ekskul yang di lakukan secara virtual, saya bersyukur masih ada siswa yang berupaya melatih keterampilan, namun jika belum ada yang berkegiatan secara virtual, saya sangat menyayangkan hal tersebut.
Skill keterampilan tidaklah mudah di tingkatkan jika hanya sebatas teori atau materi, menurut saya materi atau teori hanya menambah wawasan pengetahuan, tanpa adanya action Keterampilan takkan bisa di tingkatkan, jika ada siswa yang membaca artikel saya ini, saya berharap dan berpesan "latihlah keterampilan kalian di rumah, jangan biarkan pamdemi ini menumpulkan potensi keterampilan yang di miliki, jangan tunggu tatap muka, karena kita belum tau kapan tatap muka bisa di laksanakan."
Sedikit Kesimpulan dari Artikel ini :
Pandemi ini memaksa kita untuk merubah kebiasaan, baik kebiasaan menjaga kesehataan, kebiasaan sehari-hari di rumah, belajar dirumah, bekerja di rumah, ibadah di rumah dan berketerampilan dirumah, berkomunikasi dengan teknologi, kita sebagai manusia harus belajar beradaptasi dengan perubahan ini, kita tidak bisa menolak perubahan ini, berfikirlah positif akan perubahan ini, jangan banyak mengeluh, perbanyaklah belajar menerima kenyataan bahwa saat ini virus covid-19 masih berada di tengah-tengah kita, dan kita bisa saja tertular virus tersebut kapanpun dan dimanapun, oleh karena itu mari terus terapkan protokol kesehatan dengan baik dan benar